Senin, 19 November 2012

Dampak Positif dan Negatif Tes Psikologi Online

di November 19, 2012 5 komentar


Sebagian orang tentu tak asing lagi dengan istilah internet, banyak sekali informasi mengenai apapun yang dapat kita dapat dari internet. Bahkan terkadang hal yang rahasiapun dapat kita temukan disana. Salah satunya adalah tes psikologi itu sendiri. Dulu tes psikologi atau yang sering disebut dengan psikotes adalah sesuatu yang cukup rahasia yang hanya dapat diketahui oleh orang-orang tertentu saja. Namun seiring dengan perkembangan teknologi tes tersebut dapat kita lihat dengan mudahnya. Tak hanya psikotes yang tersebar dengan cepet lewat internet, namun ada beberapa alat tes yang seharusnya menjadi rahasia para psikolog pun dapat kita akses dengan mudahnya. Bahkan ada beberapa yang sengaja menaruh tes tersebut, tujuannya simpel saja mereka memasukan tes tersebut di dalam internet untuk mempermudah para calon pengikut tersebut. Nah berikut akan saya jelaskan mengenai dampak positif tes psikologi online, yuk dilihat J

·      Efisien dan efektif. Dapat mempermudah pekerjaan psikolog dalam menskoring hasil tes dengan adanya software untuk skoring hasil tes yang bersangkutan dan hemat waktu (dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat).
·       Dapat melakukan wawancara melalui video call, jika interviewee (orang yang diwawancara) dan interviewer (orang yang mewawancarai) tidak dapat bertatap muka/bertemu secara langsung.
·      Dapat melakukan tes psikologi secara klasikal dengan software khusus alat tes psikologi yang biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan tertentu.
·      Dapat menerima surat lamaran/curriculum vitae (CV) dengan adanya email.
·      Dapat dilakukan pertukaran database pelamar dengan perusahaan lain


Nah itu tadi beberapa dampak positif pengguna psikologi online, namun tes psikologi online ini juga berdampak negatif lohhh.. yuk kita simak apa aja dampak negatif dari tes psikologi online ini....

·         Individu akan mengalami resistansi (kebal) atau sudah mengetahui materi tes sehingga mengerjakan tes tidak sebagai dirinya sendiri melainkan menampilkan sisi-sisi baik yang dapat membuat hasil tes terlihat baik.
·           Dalam melakukan wawancara secara online, dikhawatirkan individu tidak menampilkan dirinya secara benar, yaitu individu yang diwawancara disorot dengan webcam tetapi yang mengetik jawaban adalah orang lain. Ataupun jika melalui suara, dikhawatirkan akan adanya gangguan atau tidak lancarnya jaringan sehingga video maupun suara yang ada akan patah-patah (jaringan lemot), yang mengakibatkan terganggunya proses wawancara.
·           Banyaknya informasi yang diterima sering kali membuat kita kesulitan dalam
memilah prioritas dan menentukan kebenaran informasi tersebut. Bahkan tidak
jarang orang percaya begitu saja terhadap informasi yang diterimanya, tanpa
terlebih dahulu menyelidiki kebenaran dari informasi yang dia terima (Dewin, 2010). Dalam hal ini, misalnya lamaran yang diterima melalui email.
·           Dengan adanya programmer yang dapat membuat software skoring alat tes psikologi, membuat programmer tersebut dapat melakukan pekerjaan orang-orang psikologi dalam hal skoring hasil.


Itu dia tuh dampak negatif tes psikologi online. Menurut saya pribadi sih sangat disayangkan ya, jika tes psikologi tersebar luas di internet, karena tes psikologi itu adalah rahasia negara yang hanya boleh diketahui oleh beberapa orang saja, tidak seperti sekarang ini, tes tersebut tersebar dimana-mana. Hmm mungkin segitu aja informasi yang dapat saya berikan... semoga bermanfaat. Terimakasih J

Senin, 29 Oktober 2012

Aspek Psikologis dari Individu Pengguna Internet

di Oktober 29, 2012 4 komentar

Nama               : Adisti Natalia
NPM               : 10511199
Kelas               : 2PA08

Apa itu internet? Tentunya hampir sebagian masyarakat di dunia sudah mengenal istilah internet itu sendiri berasal dari kata dari interconnection-networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu komputerisasi maupun telekomunikasi.
Namun tahukah anda bahwa internet tersebut memberikan dampak negatif bagi penggunanya, khususnya dikalangan remaja? Apalagi pengguna internet yang berlebihan dapat merubah pola hidup masyarakat menjadi negatif, terutama bagi para remaja berusia 8-12 tahun. Bahkan media masa di Indonesia menyoroti kecenderungan meningkatnya korban remaja akibat penggunaan facebook, dan Komisi Perlindungan Anak paling tidak mencatat 100 laporan pengaduan dengan korban anak-anak dan remaja akibat penggunaan negatif interaksi dunia maya.
Dampak negatif ini tidak lain berasal dari adiksi (ketergantungan) pada permainan online, cybersex, role-playing fantasi. Kerancuan identitas inpun disorot sebagai dampak buruk penggunaan internet, ancaman lainnya adalah bullying, child pornography dan penyebaran pedophilia melalui internet. berbagai dampak negatif tersebut diduga karena efek anonimitas di dunia maya. Bahwa godaan anonimitas, multiplisitas dan invisibility yang terjadi saat pembuatan identitas online menjadi faktor penyebab berbedanya perilaku seseorang didunia maya.

Terlepas dari berbagai sorotan dampak negatif interaksi diri dan internet terdapat pula dampak positif penggunaan internet. Analisis situs pribadi gadis remaja yang dilakukan oleh Stern (2002) menunjukkan bahwa internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-nak untuk mengekspresikan diri serta mengembangkan pengertian sosial dan seksual.
Lidia Sandra mengungkapkan ekspresi diri melalui identitas online konsisten dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. "Hubungan yang berarti terbentuk di dunia maya, kerena media ini secara natural memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran," ungkap perempuan kelahiran Pasuruan, 5 Juli 1975 saat mempertahankan desertasi "Dinamika Psikologis Interaksi Konsep Diri dan Identitas Online".
Didampingi promotor Prof. Drs. Koentjoro, M.Bsc., Ph.D dan ko-promotor Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M.A dan Prof. Drs. Adrianus Meliala, M.Si, M.Sc, Ph.D, Lidia Sandra berkesimpulan aktivitas interaksi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu instrumental, sosial dan hiburan. Sementara Aktivitas terbesar pada pengguna internet di Indonesia adalah sosial komunikasi. Sedangkan dampak interaksi berkarakter paradoksial, seperti pisau bermata dua, yaitu dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan psikologis. Bahwa dampak yang dirasakan oleh individu akan menjadi feedback bagi konsep diri untuk melakukan evaluasi terus menerus dalam memilih identitas online yang lebih sesuai. "Didapatkan titik awal dan akhir siklus tumpang tindih, yaitu upaya pencapaian kesejahteraan psikologis melalui evaluasi diri terus menerus terhadap identitas yang dipilih," papar Lidia Sandra yang dinyatakan lulus program doktor Fakultas psikologi UGM dengan predikat cumlaude. (Humas UGM/ Agung).


Sumber :
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4886
http://www.weblog.web.id/2012/08/pengertian-internet-jaringan-komputer.html

 

A N L Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea