- Definisi Psikoterapi
Dilihat secara
etimologis, psikoterapi memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang
artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa
Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti
sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan. Dalam Oxford English
Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’
tidak tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai
perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis
untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah
perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan
psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan
kepribadian.
- Tujuan Psikoterapi
Ada lima tujuan
psikoterapi dan kebanyakan terapi memusatkan perhatian pada salah satu atau
lebih di antara tujuan-tujuan itu. Kelima tujuan tersebut dapat diutarakan di
bawah ini (Huffman, et al., 1997).
1.
Pikiran-pikiran
kalut. Individu-individu yang mengalami
kesulitan secara khas mengalami konfusi, pola-pola pikiran yang destruktif,
atau tidak memahami masalah-masalah mereka sendiri. Para terapis berusaha
mengubah pikiran-pikiran ini dan memberikan ide-ide atau informasi baru, dan
membimbing individu-individu tersebut untuk menemukan pemecahan-pemecahan
terhadap masalah-masalah mereka sendiri.
2.
Emosi-emosi yang kalut. Orang-orang yang
mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan.
Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara bebas perasaan-perasaan dan
memberikan suatu lingkungan yang menunjang, para terapis membantu mereka
menggantikan perasaan-perasaan tersebut, seperti perasaan putus asa dan
perasaan tidak mampu dengan perasaan-perasaan yang mengandung harapan dan percaya
akan diri sendiri.
3.
Tingkah
laku-tingkah laku yang kalut. Individu-individu yang
mengalami kesulitan biasanya memperihatkan tingkah laku-tingkah laku yang
mengandung masalah. Para terapis membantu pasien-pasien mereka menghilangkan
tingkah laku yang menganggu itu dan membimbing mereka kepada kehidupan yang
lebih efektif.
4.
Kesulitan-kesulitan
antarpribadi dan situasi kehidupan. Para terapis
mem-bantu pasien-pasien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga,
teman-teman, dan kolega-kolega seprofesi. Mereka juga membantu para pasien itu
menghindari atau mengurangi sumber-sumber stres dalam kehidupan mereka seperti
tuntutan-tuntutan pekerjaan atau konflik-konflik keluarga.
5.
Gangguan-gangguan
biomedis. individu-individu yang mengalami
kesulitan kadang-kadang menderita gangguan-gangguan biomedis yang langsung
menyebabkan atau menambah kesulitan-kesulitan psikologis. Para terapis membantu
menghilangkan masalah-masalah ini pertama-tama dengan obat-obatan, dan
kadang-kadang dengan terapi elektrokonvulsif dan/ atau psikobedah (psychosurgery). Meskipun kebanyakan
terapis bisa bekerja dengan pasien-pasien dalam beberapa bidang ini, terapi
penekanan berbeda menurut latar belakang pendidikan terapis. Para psikoanalis,
misalnya, menitikberatkan pikiran-pikiran tak sadar dan emosi; para terapis
kognitif memusatkan perhatian pada pola-pola pikiran dan kepercayaan yang
salah; para terapis humanistik berusaha mengubah respons-respons emosional
negatif dari pasien; para behavioris (sebagaimana terkandung dalam nama itu
sendiri) memusatkan perhatian pada perubahan tingkah laku maladaptif; dan para
terapis yang menggunakan teknik-teknis biomedis berusaha mengubah
gangguan-gangguan biologis.
- Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman
(dalam Mujib, 2002) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar
yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
· Peran sosial (martabat)
· Hubungan
psikoterapeutik
· Seorang
terapis mendengarkan dengan penuh perhatian
· Psikoterapi
sebagai kesempatan untuk belajar kembali
· Menurut
Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan
kondisi-kondisi untuk belajar kembali.
· Motivasi,
kepercayaan dan harapan
· Kepercayaan
merupakan hal yang penting dalam psikoterapi
· Hak
· Retrospeksi
· Reduksi
· Rehabilitasi
- Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
- Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
- Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi sadar. Dan berjangka pendek. Sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi sadar dan berjangka panjang.
- Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.
- Psikoterapi Terhadap Mental Illness
· Psychoanalysis & Psychodynamic
Pendekatan ini fokus
pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar
masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik)
pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939). Teori dan praktek
psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa
oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Tujuan
dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa
yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya
masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu
menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang
dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight”
(pemahaman pribadi).
Beberapa
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego
State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free
Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation,
Catharsis dan lain sebagainya.
· Behavior Therapy
Pendekatan
terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran.
Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh
yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical
conditioning” atau “associative learning”.
Inti dari
pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena
membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada
kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan
dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan
terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika
saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan".
Berbagai
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah
Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior
Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning,
Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain
sebagainya.
· Cognitive Therapy
Terapi
Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu
dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy
lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan
disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy
antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama
dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan
kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk
dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery,
Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy
(RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan
sebagainya.
· Humanistic Therapy
Pendekatan
Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia
sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan
keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam
terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan
saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk
mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan
kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri.
Metode
psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy,
Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family
Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.
· Integrative / Holistic Therapy
Yaitu
suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang
secara keseluruhan.
- Bentuk-bentuk Utama Psikoterapi
- Terapi psikoanalitik : Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan resolusi dan integrasi fase-fase perkembangan psikoseksual yang berhasil. Perkembangan kepribadian yang gagal merupakan akibat dari resolusi sejumlah fase perkembangan psikoseksual yang tidak memadai. Id, ego dan superego membentuk dasar bagi struktur kepribadian. Kecemasan adalah akibat perepresian konfilk-konflik dasar. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego dikembangkan untuk mengendalikan kecemasan. Proses-proses tak dasar berkaitan erat dengan tingkah laku yang muncul sekarang.
- Terapi Eksistensial-Humanistik : Pada dasarnya merupakan suatu pendekatan terhadap konseling dan terapi alih-alih suatu model teoretis tetap. Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing individu. Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Determinasi diri dan kecenderungan ke arah pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral. Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi. Pembedaan-pembedaan dibuat antara “rasa bersalah eksistensial” dan “rasa bersalah neurotik” serta antara “kecemasan eksistenisal” dan “kecemasan neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan pada menjadi apa seseorang itu; yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Ia menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Ia adalah terapi eksperiensial.
- Terapi Cleint-Centered : Klien memiliki kemampuan untuk menjadi sadar atas masalah-masalahnya serta cara-cara mengatasinya. Kepercayaan diletakkan pada kesanggupan klien untuk mengarahkan dirinya sendiri. Kesehantan mental adalah keselarasan antara diri ideal dan diri riel. Maladjustment adalah akibat dari kesenjangan antara diri ideal dan diri riel. Berfokus pada saat sekarang serta pada mengalami dan mengekspresikan perasaamn-perasaan.
- Terapi Gestalt : Berfokus pada apa dan bagaimana mengalami di sini-dan-sekarang untuk membantu klien agar menerima polaritas-polaritas dirinya. Konsep-konsep utama mencakup tanggung jawab pribadi, urusan yang tak selesai, penghindaran, mengalami dan menyadari saat sekarang. Ia adalah terapi eksperiensial yang menekankan perasaan-perasaan dan pengaruh-pengaruh urusan yang tak selesai terhadap perkembangan kepribadian sekarang.
- Analisis transaksional : Berfokus pada permainan-permainan yang dimainkan untuk menghindari keakraban dalam transaksi-transaksi. Kepribadian terdiri atas ego Orang Tua, ego Orang Dewasa, dan ego Anak. Klien diajari untuk menyadari ego mana yang berperan dalam transaksi-transaksi yang dijalankan. Permainan, penipuan, putusan-putusan dini, skenario kehidupan, dan internalisasi perintah-perintah adalah konsep-konsep utama.
- Terapi tingkah laku : berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketepatan dalam menyusun tujuan-tujuan treatmen, pengembangan rencana-rencana treatmen yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi. Terapi berlandaskan prinsip-prinsip teori belajar. Tingkah laku yang normal dipelajari melalui perkuatan dan peniruan. Tingkah laku yang abnormal adalah akibat dari belajar yang keliru. Ia menekankan tingkah laku sekarang dan hanya memberikan sedikit perhatian kepada sejarah masa lampau dan sumber-sumber gangguan.
- Terapi Rasional-Emotif : Neurosis adalah pemikiran dan tingkah laku irasional. Gangguan-gangguan emosiomal nerakar pada masa kanak-kanak, tetapi dikekalkan melalui reindoktrinasi sekarang. Sistem keyakinan adalah penyebab masalah-masalah emosional. Oleh karenanya, klien ditantang untuk menguji kesahihan keyakinan-keyakinan tertentu. Metode ilmiah diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
- Terapi Realitas : pendekatan ini menolak model medis dan konsep tentang penyakit mental. Berfokus pada apa yang bisa dilakukan sekarang, dan menolak masa lampau sebagai variabel utama. Pertimbangan nilai dan tanggung jawab moral ditekankan. Kesehatan mental sama dengan penerimaan atas tanggung jawab.
Daftar Pustaka :
Corey, Gerald. (2006). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
Chaplin, J. P.2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Morisson, Paul., Philip, Burnard. (2002). Caring and Communicating: Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Semium, Yustinus
(2006). Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta: Penerbit Percetakan Kanisius.