Di tulisan kali ini saya ingin
membahas tentang apa itu komunikasi dan leadership. Pertama-tama saya akan
membahas tentang komunikasi.. yukk kita simak apa sebenarnya difenisi dari
komunikasi itu sendiri..
A. Komunikasi
·
Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi
telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan
praktisi. Setiap ahli
memasukkan aspek-aspek terpenting dalam setiap definisinya. Adanya beragam definisi komunikasi membuat
penulis dapat mengetahui lebih mendalam mengenai hakikat komunikasi, umin, dan
prosesnya.
Beberapa definisi
komunikasi yang dikutip oleh Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi
(2006:19-20):
-
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
-
Shannon and Weaver
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Menurut Effendy
(2009:9) istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin uminaation, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang
terlihat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi
akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan. Sedangkan Harold D. Laswell dalam Mulyana (2007:69) mengatakan
bahwa terdapat lima poin penting dalam komunikasi yaitu, Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect.
Dari berbagai
definisi yang telah dituturkan oleh banyak pakar, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) tertentu yang merupakan bentuk
interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menimbulkan efek
tertentu. Elemen dalam komunikasi adalah sumber, pesan, saluran, komunikan atau
audience.
Nah
sudah tau umina itu komunikasi? Rasanya kurang enak ya kalo cuman ada difenisi
komunikasi aja. Sekarang kita beralih ke dimensi-dimensi komunikasi.. yuk simak
lagi…
·
Dimensi Komunikasi
Komunikasi
punya dimensi isi dan dimensi hubungan :
1.
Dimensi
isi disandi secara verbal; dimensi hubungan disandi secara non verbal.
2.
Dimensi
isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan
dimensi
hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan
bagaimana
hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana pesan tersebut
ditafsirkan.
ü Contoh: Kalimat
“aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali justru
berarti sebaliknya.
ü Atau seorang
gadis yang mengatakan “ih jahat kamu” kepada teman prianya seraya
mencubit tangan
pemuda tersebut.
B. Leadership
·
Definisi
Menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu
bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong
atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
·
Teori
Kepemimpinan
ü Teori
X dan Y dari Douglas MC Gregor
A. Teori X
Teori ini
menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka
bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan
perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki
anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari
lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena
mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan.
Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami
tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak
harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x
dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan
berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca
di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang
ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan.
ü Kepemimpinan Empat Sistem Manajemen
dari Likert
Menurut Likert pemimpin dapat berhasil
jika bergaya partisipative management.
Gaya ini menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada
bawahan, dan mendasarkan pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam
organisasi bawahan maupun pemimpin menerapkan hubungan atau tata hubungan yang
mendukung (supportive relationship)
Likert
merancang 4 sistem kepemimpinan dalam manajemen:
1. Sistem
1 (Exploitative Authoritative)
Manajer
sangat otokratis, mempunyai sedikit kepercayaan kepada bawahannya, suka
mengeksploitasi bawahan, dan bersikap paternalistic. Pemimpin dalam system ini
hanya mau memperhatikan komunikasi yang turun ke bawah, dan hanya membatasi
proses pengambilan keputusan di tingkat atas saja.
2. Sistem
2 (Otokratis yang baik hati/Benevolent
autoritative)
Manajernya
mempunyai kepercayaan yang terselubung, percaya pada bawahan, memotivasi,
memperbolehkan adanya komunikasi ke atas. Bawahan merasa tidak bebas untuk
membicarakan sesuatu yang bertalian dengan tugas pekerjaannya dengan atasannya.
3. Sistem
3. (manajer Konsultatif)
Manajer
mempunyai sedikit kepercayaan pada bawahan biasanya kalau ia membutuhkan
informasi, ide atau pendapat bawahan
Bawahan disini merasa sedikit bebas untuk membicarakan sesuatu yang bertalian
dengan tugas pekerjaan bersama atasannya.
4. Sistem
4, (Pemimpin yang bergaya kelompok berpartisipatif/partisipative group)
Manajer
mempunyai kepercayaan yang sempurna terhadap bawahannya. Dalam setiap persoalan
selalu mengandalkan untukmendapatkan ide-ide dan pendapat dari bawahan dan
mempunyai niatan untuk menggunakan pendapat bawahan secara konstruktif. Bawahan
merasa secara mutlak mendapat kebebasan untuk membicarakan sesuatu yang
bertalian dengan tugasnya bersama atasannya.
ü Gaya Kepemimpinan Kontinum
(Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt)
Kedua ahli menggambarkan gagasannya
bahwa ada dua bidang pengaruh yang ekstrem , pertama bidang pengaruh
pimpinan kedua bidang pengaruh
kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya
kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua pemimpin menunjukkanm gaya yang
demokratis. Kedua bidang ipengaruh ini dipengaruhi dalam hubungannya kalau
pemimpin melakukan aktivitas pembuatan keputusan.
Ada
7 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
1.
Pemimpin membuat keputusan kemudian
mengumumkan kepada bawahannya. Dari model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan
atasan terlalu banyak sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
2. Pemimpin menjual keputusan. Dalam hal
ini pemimpin masih terlihat banyak menggunakan otoritas yang ada padanya,
sehingga persis dengan model yang pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat
dalam pembuatan keputusan.
3. Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran
atau ide-ide dan mengundang pertanyaan-pertanyaan. Dalam model ini pemimpin
sudah menunjukkan kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan sudah
sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
4. Pemimpin memberikan keputusan bersifat
bersifat sementara yang kemungkinan dapat diubah. Bawahan sudah mulai banyak
terlibat dalam rangka pembuatan keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah
mulai dikurangi penggunaannya,
5. Pemimpin memberikan persoalan, meminta
saran-saran dan membuat keputusan. Disini otoritas pimpinan digunakan sedikit
mungkin, sebaliknya kebebasan bawahan dalam berpartisipasi membuat keputusan
sudah banyak digunakan.
6.
Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan
meminta kelompok bawahan untuk membuat keputusan. Partisipasi bawahan dalam
kesempatan ini lebih besar dibandingkan kelima model diatas. Pemimpin
mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang telah
dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik ekstrem penggunaan
kebebasan bawahan, adapun titik ekstrem penggunaan otoritas terdapat pada nomor
satu di atas
Sumber :
Sumber :