A. Definisi
Pengendalian Managemen
Pengendalian
(control) merupakan bagian dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen
meliputi: Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling (Leslie
W.Rue and Lloyd L. Byars, 2000). Fungsi controlling berperan
untuk mendeteksi deviasi atau kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan
balik dari suatu kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap
pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup dalam fungsi controlling adalah
menciptakan standar atau kriteria, membandingkan hasil monitoring dengan
standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau penyimpangan, merevisi dan
menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil pengendalian dan perubahan
kondisi, serta mengomunikasikan revisi dan penyesuaian tersebut ke seluruh proses
manajemen.
B.
Langkah-langkah
Dasar dalam Proses Pengendalian (kontrol)
Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988)
menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu sebagai berikut:
1.
Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur
prestasi.
2.
Mengukur prestasi kerja.
3.
Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
4.
Mengambil tindakan korek
C.
Jenis-jenis Pengendalian Managemen
1. Pengendalian
Pencegahan (Preventive Controls)
Pengendalian
pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan. Pengendalian
ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi.
Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personil
melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran,
personil yang kompeten, pemisahan fungsi, reviu pengawas dan pengendalian
ganda. Sebagaimana pepatah mengatakan: “lebih baik mencegah daripada mengobati”
demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian pencegahan jauh lebih murah
biayanya dari pada pengendalian pendeteksian. Ketika dirancang ke dalam sistem,
pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi sehingga
mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian, pengendalian pencegahan tidak
dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih
dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya. Untuk itu, pengendalian pencegahan
perlu dilengkapi dengan pengendalian deteksi dan pengendalian koreksi.
2.
Pengendalian Deteksi (Detective
Controls)
Sesuai
dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu
kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku
bank dengan saldo kas pada buku organisasi merupakan contoh pengendalian
deteksi atas saldo kas. Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada
pengendalian pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan berikut. Pertama,
pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua,
beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem
pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika
kesalahan tersebut terjadi. Pengendalian deteksi meliputi reviu dan
pembandingan seperti: catatan kinerja dengan pengecekan independen atas
kinerja, rekonsiliasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan
fisik persediaan, konfirmasi atas piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian
Koreksi (Corrective Controls)
Pengendalian
koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi oleh
pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi
tidak terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen
sendiri atau oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh
auditor, maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan
tindak lanjut dari rekomendasi auditor. Contoh: dijumpai adanya distribusi
sembako kepada pihakpihak yang tidak memenuhi kriteria untuk dibantu oleh
pejabat kelurahan. Atas dasar pengaduan, lurah setempat mengambil langkah
perbaikan dengan menarik kembali bantuan tersebut dan mendistribusikan kepada
pihak-pihak yang berhak dan memberikan sanksi kepada oknum pejabat yang telah melakukan
penyimpangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pengendalian
Pengarahan (Directive Controls)
Pengendalian
pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat kegiatan sedang
berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
atau ketentuan yang berlaku. Contoh: kegiatan supervisi yang dilakukan langsung
oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor terhadap aktivitas
pekerja.
5. Pengendalian
Pengganti (Compensating Controls)
Pengendalian
kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena terabaikannya
suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pimpinan terhadap kegiatan
pegawainya pada suatu organisasi kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian pengganti.
D.
Proses Pengendalian Manajemen
Proses
pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian manajemen formal merupakan
tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari proses :
1) Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang
akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan alokasikan untuk
setiap program yang telah ditentukan.
2) Penganggaran (Budgeting)
Pada
tahap penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam
satu moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini
berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3) Operasi dan Akuntansi (Operating and
Accounting)
Pada
tahap ini dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan
dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut
digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat
tanggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk
pemrograman di masa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan
pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4) Laporan dan Analisis (Reporting and
Analysis)
Tahap
ini paling penting karena menutup suatu siklus dari proses pengendalian
manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat
dikumpulkan.
Analisis
laporan manajemen antara lain dapat berupa :
1) Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa
kembali.
2) Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan,
atau pengubahan program di tahun yang akan datang.
3) Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan
perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realistis.
4) Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu
adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
Sumber :
pusdiklatwas.bpkp.go.id/.../393/PSPM_Final_Oke.pdf
0 komentar:
Posting Komentar