Rabu, 14 Juli 2021

Another Side of Me- Part 2_ Panggil Aku Huta!

di Juli 14, 2021

 


"Ya Peniel! Sudah ku katakan panggil aku Huta saja!" Peniel yang mendengarnya pun hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Sejujurnya perbedaan usia mereka tidak jauh hanya terpaut 2 tahun saja. Tapi tetap saja pria bernama Huta itu lebih tua darinya.

"Gini-gini aku masih tau sopan santun Hyung." Jawabnya sambil menginjak pedal gas. Mobil itupun melaju dengan kecepatan sedang melewati jalan kota Seoul yang sepi dan sedikit gelap.

Mobil Peniel pun berhenti di sebuah gedung bertuliskan 'Octagon' salah satu club malam yang terkenal di kota Seoul. Mereka berdua pun turun dari mobil dan masuk ke dalam club itu.

Seperti yang dapat dibayangkan suasana di dalam club begitu ramai. Banyak sekali orang-orang yang sedang menari diiringin dengan suara musik yang dapat memekkan telinga. Huta dan Peniel mengedarkan pandangannya mencari-cari sesorang yang mereka berdua kenal.

"Ya! Huta! Peniel! Aku disini!" Teriak seseorang dengan suara nyaringnya sambil melambaikan tangannya tinggi-tinggi agar kedua temannya dapat melihatnya dengan jelas. Huta dan Peniel yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke arah suara, lalu melambaikan tangannya sambil menuju orang yang memanggilnya. Mereka bertiga pun akhirnya duduk di sebuah meja yang terlatak di ujung club.

"Wahh, akhirnya kau bisa keluar juga. Kemana saja kau? Kenapa HP mu tidak bisa dihubungi? Aisshh kau seperti anak gadis yang sedang dikurung oleh ibunya." Baru saja Huta dan Peniel duduk di depan teman yang memanggilnya, ia sudah mengoceh panjang lebar.

"Aigoo, Changsub-ah kau sama sekali tidak berubah ya? Tetap berisik seperti dulu!" Jawab Huta singkat, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Temannya yang satu ini memang dari dulu tidak berubah, ia selalu saja penasaran dengan apa yang dilakukan Huta jika dia tidak bertemu dengan teman-temannya. Sementara Changsub hanya bisa mengeluarkan cengiran khasnya. Changsub tau jika Huta sudah menjawabnya seperti itu, tandanya ia tidak boleh bertanya lagi, jika ia terus bertanya, bisa-bisa pipinya yang tadi berwarna putih kemerahan itu akan berubah menjadi hitam dan bengkak.

Peniel yang melihat kedua hyungnya pun hanya bisa tertawa kecil. Ia kemudian berdiri dari tempat duduknya

"Hyung, kalian berdua mau pesan apa? Biar ku pesankan." Ujarnya.

"Seperti biasa saja, Vodka."

"Aku juga. Kau hapalkan kesukaanku kalo sedang disini? Wisky." Jawab mereka berdua hampir berbarengan. Peniel mengangguk cepat dan berlalu untuk memesan minuman mereka.

"Ya, kau liat perempuan yang sedang duduk sendiri disana?" Tanya Changsub, ia menunjuk seseorang perempuan yang sedang duduk di belakang Huta. Huta pun memutar sedikit kepalanya, untuk melihat perempuan yang dimaksud Changsub. Lalu memandang Changsub dengan kening yang sedikit mengkerut.

"Dia Soomin, designer muda yang cukup terkenal itu." Jelas Changsub singkat, tepat setelah Changsub mengatakan itu Peniel datang dan duduk disamping Changsub, sambil membawa minuman yang dipesan oleh mereka bertiga. Huta segera mengambil gelas itu dan meminumnya, hingga isi di dalam gelas itu tinggal setengah. Setelahnya ia kembali menantap Changsub dengan tatapan heran

"Lalu apa hubungannya denganku?"  Tanyanya bingung.

"Kau kan selalu membanggakan diri, kau bilang semua perempuan tidak akan tahan dengan pesonamu. Coba buktikan, kalo kau berhasil mendekati Soomin, aku akan mengakui bahwa aku bukan lawanmu dalam urusan wanita." Peniel yang baru saja datang dan bergabung terlihat bingung, ia mengerutkan keningnya dan menatap kedua Hyungnya bergantian.

"Kalian sedang berbicara apa? Soomin? Kim Soomin yang duduk disana?" Peniel kemudian menunjuk seorang perempuan yang duduk beberapa bangku darinya. Changsub mengangguk cepat.

"Kau mau taruhan denganku Peniel?" Tanyanya menggoda. Ia menaik-naikan alisnya dan melirik Huta dengan sebelah matanya.

"Ah Huta Hyung mau mendekatinya? Soomin? Saranku jangan hyung, nanti kami berdua yang repot kalau hyung ditolak."  Ujar Peniel, ia dan Changsub kemudian tertawa melihat muka Huta memerah. Mereka berdua tau temannya yang satu ini pasti tidak mau kalah, apalagi mengenai mendekati seorang perempuan.

"Ya! Kalian lupa siapa aku?! Kalian meragukan ketampanan ku?! Tunggu disini, akan ku tunjukan siapa itu Huta!" Ucapnya dengan nada kesal. Ia pun langsung berdiri dari bangkunya dan menghampiri wanita yang sedari tadi ditunjuk oleh kedua temannya.

Huta mendekati Soomin yang sedang bermain dengan gelasnya sementara matanya tertuju ke arah lantai dansa tempat dimana orang-orang menari.

Ketika Huta semakin mendekat dan sudah berada di dekat Soomin , Soomin mengalihkan pandangan ke arah Huta dengan tatapan dingin dan enggan. Ia mengerutkan keningnya ketika Huta sudah berada di depannya.

Huta kemudian mengusap rambut bagian depannya ke arah belakang, ia menatap Soomin sesaat dengan tatapannya yang penuh pesona bagi gadis-gadis lain,  tapi Soomin justru mengacuhkannya, gadis itu terlihat tidak peduli dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

" Annyeong ahgassi, apa yang kau lakukan sendiri disini, bolehkah aku menemani kau duduk? " tanpa menunggu jawaban Soomin, Huta langsung duduk di sofa depan Soomin.

" Nuguseyo, dan ada urusan apa kau disini? " Tanya Soomin dengan nada sedikit kesal, ia memincingkan matanya dan menatap Huta dengan tatapan dinginnya.

" Perkenalkan namaku Huta." Huta mengulurkan tangannya, tapi Soomin tak peduli dan tak membalas uluran tangan Huta dia mengalihkan pandangan ke lantai dansa melihat teman-temannya.

" Jika boleh kutahu siapa namamu ahgassi dan kenapa kau duduk sendirian disini? " Tidak menyerah, Huta kembali berusaha untuk mengobrol dengan Soomin. Harga dirinya sedang dipertaruhkan sekarang. Ia sedikit kesal dengan gadis yang ada di depannya.

" Bukan urusanmu! Tolong pergi dari sini, aku sedang tidak mau diganggu!" Jawab Soomin ketus. Ia benar-benar tidak nyaman dengan kehadiran Huta di dekatnya.

" Aku tidak akan mengganggumu aku hanya ingin menemanimu. " rayu Huta, ia kemudian melihat ke arah teman- temannya, dan melihat Changsub dan Peniel sedang tertawa sambil memandangnya dengan tatapan mengejek.

"Kalau kau tidak mau pergi, aku saja yang pergi!" Ucap Soomin dengan nada yang sengaja ia tinggikan.

"Baiklah baiklah aku akan pergi. Lagipula aku juga tidak tertarik dengan gadis yang galak sepertimu." Hutapun bangkit dari sofa yang ada di depan Soomin. Ia kemudian kembali ke tempat semulanya, sementara Changsub dan Peniel sudah tertawa keras ketika melihat wajah Huta yang sudah merah padam menahan emosi.

"Hahahaha.. Wajah tampanmu itu tidak mempan ternyata untuk seorang Soomin." Ledek Changsub sambil tertawa. Huta kemudian mengambil kunci mobil Peniel yang diletakan di meja dan meleparkan kunci itu ke arah Changsub, ia kesal harga dirinya seketika hancur hanya karena Soomin. Ia mengambil gelas Vodkanya yang sudah tinggal setengah itu dan meminumnya hingga habis, setelahnya ia pergi meninggalkan Changsub dan Peniel yang masih tertawa.

**************************************

Lee Minhyuk mengerjap-ngejapkan matanya, ia melirik jendela kamarnya. Sinar matahari perlahan-lahan masuk ke dalam kamarnya melalui celah-celah jendelanya.

‘ah sudah pagi, aku tidur terlalu lama rupanya.’ Batinnya ketika ia melihat jam menunjukkan pukul 08.00 KST. Ia kemudian bangkit dari kasurnya dan mengambil handuk dari lemari.

Hyung..” panggil seseorang dari balik pintu. Orang itu adalah Yook Sungjae, adik sepupu dari Lee Minhyuk. Walaupun adik Sungjae memiliki perawakan yang lebih tinggi dari Minhyuk.

“Hmm.. ada apa Sungjae-ah” tanya Minhyuk, ia sudah berdiri di depan pintu kamar mandi, saat Sungjae memanggilnya.

“Ayo sarapan. Eomma, Appa, dan Haraboji sudah menunggu di meja makan.” Jawab Sungjae.

“Kalian duluan saja, hari ini aku bangun kesiangan padahal ada kelas pagi, jadi aku tidak bisa sarapan di rumah.” Lee Minhyuk berbohong, sejujurnya ia tidak ada jadwal pagi hari ini, kelasnya pun dimulai jam 13.00 KST, hanya saja ia enggan untuk sarapan bersama keluarganya, jika memang mereka layak disebut keluarga. Sejak kepindahannya Lee Minhyuk merasa bahwa kehadirannya disitu hanya dijadikan aset oleh Haraboji dan saingan bagi Imonya, mungkin hanya adik sepupunya inilah yang benar-benar menganggap Lee Minhyuk sebagai keluarganya.

“Ah begitu, baiklah. Tapi lain kali kita sarapan bersama ya Hyung.” Lee Minhyuk hanya mengangguk pelan, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandinya.

Lee Minhyuk pun berjalan pelan menyusuri jalan yang tidak jauh dari kampusnya. Jam yang ia pakai masih menunjukkan jam 10.00 KST. Masih ada 3 jam lagi sebelum kelasnya dimulai. Apa yang harus ia lakukan sebelum kelasnya dimulai? Apa ia harus ke kampusnya lebih cepat? Ah rasanya Lee Minhyuk terlalu malas untuk melakukannya, ia juga tidak punya teman yang bisa dia ajak berdiskusi atau hanya sekedar mengobrol. Tiba-tiba langkahnya terhenti di sebuah restauran yang kemarin ia kunjungi. Restauran tersebut sudah buka. Lee Minhyuk kemudian memenggang perutnya.

“Sepertinya aku bisa sarapan disini.’ Batinnya, ia pun kemudian masuk ke dalam restauran tersebut dan duduk di bangku yang berada paling dekat dengan pintu masuk. Seorang Ahjussi pemilik restauran itupun menghampirinya. Ahjussi itu membawa sebuat kertas kecil dan sebuah pena untuk mencatat pesanan pelanggannya.

Eoseo oseyo, mau pesan apa?” tanya ahjussi itu ramah. Ahjussi itu kemudian melihat ke arah Lee Minhyuk, ia langsung tersenyuk ketika mengenali wajah pemuda itu.

“Ah, kau rupanya. Kau benar-benar datang kesini lagi.” Lee Minhyuk tersenyum lega karena ia sempat takut Ahjussi itu tidak mengenalinya.

Ne, masakan mu membuatku datang kembali.” Jawabnya, ahjussi itu tertawa-tawa kecil lalu menepuk-nepuk bahu Minhyuk pelan.

Appa..” tiba-tiba terdengar suara lembut dari luar restauran. Ahjussi dan Lee Minhyuk pun menengok ke arah suara itu. Di belakang Lee Minhyuk terdapat seorang perempuan cantik bermata bulat, dengan pipi yang sedikit temban, rambut gadis itu terkuncir rapi. Ahjussi itu tersenyum ketika mendapati putrinya sudah datang.

“Kenalkan ia putri kesayanganku.” Ujar Ahjussi itu kepada Lee Minhyuk.

 


Cerita ini tersedia juga di wattpad dan kemungkinan dipost lebih dulu disana. So.. buat kalian yang punya wattpad, jangan lupa mampir yaa... ditunggu juga kritik dan sarannya...

Adisti & Yuli

0 komentar:

Posting Komentar

 

A N L Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea