Kamis, 09 Mei 2013

Kepribadian Sehat Menurut Carl Rogers

di Mei 09, 2013


Nama   : Adisti Natalia
Npm    :10511199
Kelas   :2PA08

a.       Perkembangan Kepribadian “ Self ”
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.

Self mempunyai bermacam-macam sifat :
Ø  Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
Ø  Self mungkin mengintegrasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.Self mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
Ø  Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
Ø   Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self diamati sebagaiancaman.
Ø  Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.

b.      Peranan Positive Regard.
Dalam hubungannya, self dan organism menimbulkan positive regard, dimana setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,pengagungan, dan cinta dari orang lain. Positive regard terbagi menjadi 2yaitu:


  • ·         Conditional positive regard (bersyarat) 
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.
  • ·        Unconditional positive regard (tak bersyarat).

Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintaikarena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifatdefensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Setelah self dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketikaia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belumtentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya. Setiap individu memilikireal self dan ideal self. Real self yaitu keberadaan individu yang didasarkanpada kecenderungan aktualisasi, yang mengikuti penilaian organismik, kebutuhandan penerimaan akan pertimbangan positif dan pertimbangan terhadap dirisendiri. Sedangkan ideal self adalah keadaan dimana individu dipengaruhi olehkeinginan masyarakat dan didesak hidup dengan syarat-syarat kepatuhan yangberada diluar penilaian organismik kita sendiri, serta hanya menerimapertimbangan positif kondisional dan pertimbangan terhadap diri sendiri. Namun,dalam kehidupan nyata terdapat jurang yang memisahkan antara diri riil dan diriideal yang disebut Incongruity. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakinbesar pula incongruity-nya sehingga semakin besar pula tekanan dan penderitaanyang dirasakan.
Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalamincongruity maka pada saat itu individu berada dalam situasi terancam.Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satucara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis denganmenggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalahPengingkaran dan Distorsi perseptual.
·         Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).
·         Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancurberkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjaditidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinyatidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadiindividu yang tidak punya arah dan pasif.
 

§  Lima ciri orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
*      Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.
*       Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
*      Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

*      Perasaan Bebas

Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau rintangan -rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
*      Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Sumber      : Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

0 komentar:

Posting Komentar

 

A N L Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea